12.9.08

MEMASARKAN DIRI

Setiap perusahaan pastilah mempunyai bagian pemasaran. Kalau pun bukan bagian pemasaran, tentunya ada orang yang ditunjuk untuk menjalankan fungsi pemasaran.Yang dipasarkan adalah keunggulan perusahaan dalam menyediakan jasa atau barang, kualifikasi para karyawan sampai jajaran manajemen, serta reputasi yang sudah terbentuk selama ini.
Bagaimana dengan memasarkan diri sendiri? Justru hal inilah yang sering menjadi masalah terselubung yang dihadapi para pemasar. Bukanlah sejauh mana dia menguasai product knowledge atau strategi pemasaran, segmen pasar yang dituju tetapi lebih banyak pada diri sang pemasar.
Memasarkan diri berarti mengetahui dengan seksama di mana kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Usaha mengenali diri terutama untuk menemukan kekuatan atau kelebihan pribadi sangatlah sulit. Kalau kita coba untuk membuat atau menulis daftar, dijamin bahwa daftar kekurangan lebih banyak dari daftar kelebihan. Ini mungkin karena pengaruh dari kondisi bangsa Indonesia yang lebih mudah menemukan hal buruk. Faktor negatif dalam diri orang lain maupun dalam diri sendiri.
Hermawan Kertajaya, salah satu dari 50 guru pemasaran dunia, dalam bukunya yang mungil Marketing Yourself menyebutkan bahwa setiap orang yang memasarkan diri perlu mengenali PDB(Positioning, Differentiation, Brand). Ketiganya membentuk bangun segitiga yang saling mempengaruhi dan saling menopang.
Lebih lanjut, Hermawan menjelaskan perlunya setiap orang menerapkan 9 prinsip pemasaran yaitu segmentation, targeting, positioning, differentiation, marketing mix, selling, brand, service dan proses.
Masih dalam bukunya, Hermawan Kertajaya menyebutkan beberapa orang yang berhasil memasarkan diri sehingga maksimal antara lain AA Gym, Purdhi Chandra, Chrisye Robby Johan,Tanadi Santosa, danDewi Lestari. Mereka sukses mengekplor diri, menyesuaikan diri dengan lingkungan dan tetap setia dengan keunggulan utama yang selama ini dirasakan paling kuat dalam dirinya.
Memasarkan diri dalam bisnis dan dalam karir serta dalam hubungan pribadi agaknya memiliki sedikit perbedaan. Khususnya bagaimana untuk memasarkan diri kepada lawan jenis. Masalah timbul karena adanya unsur emosional yang kuat. Padahal dalam hubungan pribadi ini, respons dan aksi emosional itu spontan terlihat dan susah untuk dikontrol. Sedangkan, pada sisi yang berbeda kita perlu menjaga image di depan sang impian.
Biarpun begitu, tampaknya faktor keyakinan diri, mental positif, kejujuran, berpikir terbuka serta kesediaan untuk menanggung risiko dan tanggung jawab merupakan faktor kunci dalam memasarkan diri. Tidak hanya dalam bisnis, karir tapi juga dalam hubungan percintaan.