5.6.09

PENTINGNYA RENCANA KERJA

"Apakah Anda mempunyai impian? Dalam proses untuk mencapai impian faktor apa yang belum Anda kerjakan dengan baik? Kapan Anda mau berubah?" Itulah beberapa pertanyaan yang dilontarkan oleh Margetty, coach ACTION COACH INDONESIA pada hari Kamis, 4 Juni 2009 yang lalu. Coaching one on one yang gratis ini diberikan sebagai salah satu tindak lanjut dari mengikut Seminar Coaching mengenai Kewirausahaan beberapa hari sebelumnya.
Coaching tersebut memberikan pukulan yang sangat telak kepada saya karena membukakan beberapa kelemahan fundamental yang selama ini ada pada saya.
Di lain pihak, saya bersyukur karen coach Margetty menuntun saya untuk menemukan kelemahan-kelemahan tersebut. Dengan cara demikian, saya tidak merasa tersinggung tetapi sangat disadarkan untuk bangun dan memperbaiki langkah untuk mencapai impian.
Secara singkat, kelemahan terbesar saya adalah saya tidak membuat rencana kerja yang cukup ketat. Hal ini berdampak pada action yang kurang terarah. Demikian juga, saya kurang dapat mengontrol diri dalam menjaga komitmen. Karena menurut coach Margetty, kita tidak bisa mengikat komitmen dengan diri sendiri. Diri sendiri cenderung longgar, penuh toleransi dan mudah lupa pada apa yang sudah diucapkan. Sebagai jalan keluar adalah dengan membuat rencana tertulis sehingga dapat diacu kapanpun kita memerlukannya. Juga dapat menjadi petunjuk sampai sejauh mana tindakan yang diambil telah berhasil. Dalam kaitan ini, mungkin relevan apa yang dikatakan oleh Mario Teguh dalam Mario Teguh Golden Way di Metro TV, Rencana itu pada dasarnya dibuat bukan supaya tahu kapan rencana telah dicapai tetapi untuk memastikan kapan suatu pekerjaan/kegiatan dimulai.
Sekali rencana kerja dibuat, maka antion bukan hanya lebih terarah tetapi mempunyai batasan waktu dan penggunaan sumber daya yang lebih terukur. Pada gilirannya, rencana kerja itu akan menjadi jembatan emas yang menghubungkan goal dan action dalam satu kerangka waktu. Sudah tentu, rencana kerja perlu dibuat dalam jangka panjang dan jangka pendek. Jangka panjang menyangkut waktu lebih dari 5 tahun, sementara jangka pendek berkisar 1 - 5 tahun. Untuk membantu arah dan kapasitas gerak menuju waktu tersebut, maka alangkah baiknya rencana kerja dipecah dalam waktu yang lebih pendek misalnya, bulanan, mingguan, harian bahkan dalam waktu jam-an.
Satu lagi hal penting yang diungkap dalam coaching tersebut adalah sekitar safety net atau istilah yang lebih populer comfort zone. Ada faktor yang membuat saya berada dalam safety net ini cukup lama. Sayangnya hal itu kurang saya sadari padahal sudah banyak rekan yang sudah mencapai tingkat kemajuan yang cukup berarti. Saya tertinggal lumayan jauh. Satu-satunya jalan adalah saya harus melepaskan safety net tsb yang akan membuat saya berada dalam kondisi lebih waspada, lebih fokus dan lebih mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Imbalannya adalah berbagai jenis kesuksesan, kepuasan dan rasa berarti bagi sesama.

4.5.09

DINAMIKA PILIHAN KARIR/PROFESI

Banyak orang besar bilang kalau hidup adalah pilihan. Menurut mereka, semua yang terjadi pada kita pada hari ini merupakan akumulasi dari semua pilihan-pilihan kita di masa lalu.Kalau sekarang kita kaya, itu karena kita telah memilih untuk untuk terlepas dari apakah kita melakukannya secara sadar atau tidak.Kalau kita sekarang masih hidup ala kadarnya, itu berarti selama ini masih berpikir sedang-sedang saja. Yang penting tidak melarat miskin, tetapi juga tidak ngoyo untuk menjadi kaya.
Dari sekian banyak hal yang menuntut pilihan adalah pekerjaan. Beruntunglah orang yang sudah memiliki pekerjaan yang tetap yang memberikan kepuasan baik dari segi lingkungan kerja, tantangan yang dihadapi serta imbalan yang didapat. Imbalan dapat berupa materi seperti gaji, bonus, dsb. juga berupa non materi seperti loncatan karir.
Di pihak lain, beruntung juga orang yang mempunyai banyak pekerjaan di bidang yang dialami. Ada yang bertahan dalam hitungan bulan di satu kantor, perusahaan atau organisasi. Ada yang hampir setiap dua tahun mengalami yang namanya keharusan pindah kerja dengan berbagai alasan.
Kalau yang saya alami sedikit berbeda. Lama saya bergelut dalam dunia pendidikan dengan mengajar di sekolah Imanuel, Pondok Gede, Bekasi, yang biasa-biasa saja. Tetapi saya mempunyai dua teman yang cukup enak diajak diskusi dan kerja sama. Sekitar setahun lalu saya meninggalkan sekolah itu dengan niat untuk mencari pekerjaan yang bersuasana baru dan tentu saja yang mampu menawarkan kesempatan untuk mendapat imbalan yang baru. Saya memilih terlibat di dunia properti. Hitungan optimisnya adalah kalau saya berhasil mendapatkan penjualan satu unit saja di daerah elit yang berharga Milyaran di Kebayoran Baru, Kemang,Kelapa Gading atau Pondok Indah maka saya akan mendapat komisi minimal satu persen.Dengan langkah demikian, saya berharap pindah kwadran seperti yang disampaikan oleh Robert Kiyosaki.
Pada awal April 2009 yang lalu tiba-tiba Ibu Yoke,Kepala SMP Imanuel yang merupakan salah satu teman dekat, menelepon saya. Dia ceritakan kondisi guru yang akan kosong yang bersangkutan harus pulang kampung dipanggil anaknya. Saya dipanggil sebagai calon pengganti.
Tadinya saya menanggapi dengan setengah hati, mengingat masa kerja di bidang properti belum lama. Hasilnya pun belum dapat dikatakan menggembirakan. Harapan semula untuk mendapatkan income yang lebih besar ternyata belum tercapai. Niat untuk full-time di bisnis properti masih mendapati kendala. Agaknya, mindset marketing associate yang bermental pengusaha belum terbentuk. Ditambah dengan fasilitas penunjang seperti kamera serta yang tidak kalah penting sarana penunjang mobilitas untuk bergerak dari satu area ke area belum tersedia. Kejadian bulan Mei sekitar 3 tahun lalu ketika saya disenggol Angkot KR Jurusan Pondok Gede - Kranggan belum pulih betul. Keberanian saya untuk naik motor belum kembali.
Sebagai jalan tengah, saya tetap terlibat di properti secara part time. Perlu ada usaha penopang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sambil tetap memperluas jaringan dengan pihak-pihak yang dapat mendukung kegiatan di bidang properti. Termasuk di dalamnya, belajar dari seminar, browsing internet dan membaca buku-buku bisnis. Saya mencoba menempuh langkah-menurut istilah Tung Desem Waringin- berlayar dengan dua kapal. Atau istilah kerennya, multiple stream income (pendapatan dari banyak sumber).
Secara pribadi, saya sangat menyukai dunia pendidikan karena saya suka mengajar dan belajar. Dengan begitu, banyak siswa akan terbangun kesadarannya untuk mengenal ilmu, mengenal lingkungan serta mengenal dirinya. Saya sangat ingin menjadi satu elemen penting yang turut andil membentuk masa depan yang lebih baik. Hanya saja,bidang pendidikan ini belum memberikan imbalan pendapatan yang cukup memadai.
Di lain pihak, bidang properti sebagaimana bidang penjualan lainnya menjanjikan income melalui komisi yang sangat menggiurkan. Tetapi, perlu didukung sektor permodalan yang lumayan besar khususnya untuk biaya operasional dan iklan.
Saya masih mencari jalan bagaimana memadukan kedua bidang pendidikan dan properti. Yang jelas salah satu harus dipilih, fokus ke pendidikan atau properti terlebih dahulu. Untungnya, banyak orang yang bisa ditiru dan dimintai bantuan atau diajak kerja sama. Untuk bidang agen properti misalnya ada Fredi Darmawan, mentor di ERA Permata Senayan, Eddie Muljanto, Lisa Kuncoro dari ERA. Dari luar ERA misalnya ada Tirta Setiawan, Ali Hanafiah, Harry Jap. Dari tingkat yang lebih tinggi beberapa pengembang yang sangat layak diteladani. Salah satu idola saya yang dapat menggabungkan ini dengan sangat baik adalah Ciputra, pemilik Grup Ciputra, Citra Raya, serta komisaris PT. Pembangunan Jaya yang mengembangkan Ancol. Di bidang pendidikan dia mendirikan Universitas
Ciputra Surabaya, Sekolah Global, Citra Kasih serta menjadi pengurus Yayasan Tarumanegara.

18.3.09

STRATEGI MENGHINDAR

Dalam dunia properti, khususnya secondary, sudah sangat umum diketahui orang selalu mencari di tempat yang banyak ikannya. Tidak cukup hanya banyak ikannya, tetapi ikan yang besar-besar. Lokasi utama sasaran seperti itu adalah misalnya Pondok Indah, Kebayoran BAru, Menteng dan Kelapa Gading. Seorang agen properti yang berhasil closing di daerah elit tersebut pastilah mendapat komisi yang wah, membuat wajah bersinar, hati bernyanyi dan rekening melonjak.Siapa yang bisa melakukan closing itu? Tentu saja orang-orang yang sudah mempunyai kaliber tersendiri.
Bagaimana dengan para pemasar pemula? Apakah mereka boleh memasuki pasar yang banyak ikan kakapnya? Tentu tidak ada larangan sama sekali. Ini adalah zaman bebas, zaman demokrasi untuk menentukan daerah operasi memasarkan properti.
Yang menjadi persoalan adalah bagaimana dia supaya berhasil mendapatkan komisi sesegera mungkin, sesering mungkin dan sebesar mungkin.Salah satu langkah yang
bisa diambil adalah membuka pasar baru. Kita menghindar dari pasar yang banyak ikan kakapnya dulu. Karena di sana, bukan hanya ikan kakap yang banyak tetapi juga para pemasar kakap dengan segala kelebihan berupa pengalaman, skill, jaringan dan dukungan dana yang sudah mapan. Dari pada bertempur sampai berdarah-darah dengan hasil yang belum pasti, ada baiknya mencari pasar yang lebih cocok dengan kita untuk sekarang ini. Kita menunggu waktu sampai mendapatkan bekal yang cukup untuk memasuki pasar yang keras di daerah elit tersebut.
Memang sebagian marketer berkata, buat apa kita mencari di pasar kelas menengah ke bawah karena capeknya sama. Argumen ini akan tepat bila semua pemasar berangkat dari satu titik yang sama. Sama-sama punya skill, jaringan, modal, motivasi serta faktor lainnya yang kurang lebih setara. Rasanya kurang realistis.
Seorang teman berkata, kita mematangkan diri dulu di desa. Kita memahami kondisi dari kelas bawah dan menengah. Ada saatnya kita memasuki. Dalam istilah militer, dari desa serbu kota. Mungkin inilah yang disebut sebagai blue ocean strategi.

24.1.09

Berhenti Mengajar?

Awal tahun baru 2009, tampaknya bukanlah waktu yang tepat untuk melanjutkan karya di bidang pendidikan. Setelah libur cukup panjang, dari pertengahan Desember 2008 sampai awal Januari 2009 saya belum pernah masuk kelas lagi. Sekolah yang dulu menampung saya untuk mengajar-setidaknya sampai saat ini- belum memanggil kembali.Mengapa?
Tidak ada alasan yang tepat. Yang jelas, saya memang tidak menelepon pihak sekolah tersebut. Ada 2 alasan mengapa saya tidak bertelepon. Pertama, saya sedang mau membangun fokus untuk menjalankan bisnis properti. Sebagai Marketing Associate di ERA Permata, saya memacu diri untuk mendapat sebanyak mungkin listingan. Cara terbaik adalah dengan aktif bertelepon dan canvassing di daerah target. Sudah pasti, hal itu memakan waktu yang tidak sedikit. Kedua, saya merasa kurang pd untuk menawarkan diri di tengah kesibukan tersebut. Bisa saja, pihak sekolah telah mencari atau bahkan menemukan pengganti saya. Pembicaraan terdahulu memuat klausul bahwa mereka akan mengadakan evaluasi tertentu untuk menentukan apakah saya layak untuk melanjutkan kerja sama.
Meskipun begitu, rasanya tidak tepat untuk tergantung pada mereka. Kalau saya punya aspirasi kuat untuk mengajar mengapa tidak mencoba sekolah lain? Atau bukankah banyak bimbingan belajar dan kursus yang membutuhkan tenaga pengajar. Atau paling tidak, mengajar privat secara freelance juga menawarkan income dan kepuasan tersendiri.
Agaknya, saya akan tetap mencoba untuk mencari sekolah, lembaga pendidikan, atau pribadi-pribadi yang membutuhkan jasa mengajar. Sehubungan dengan itu, tentunya saya juga wajib meng-upgrade kemampuan mengajar serta penguasaan materi pelajaran. Jadi, tidak ada istilah berhenti mengajar. Kalau satu sekolah tidak menerima, cari lagi. Atau paling mantap, dirikan sebuah bimbel atau kursus dengan pengelolaan di tangan sendiri. Mungkin mencari satu dua murid privat adalah langkah awal yang sangat satrategis.

5.12.08

UJIAN SEMESTER

Buat apa sih ada ujian segala?
Jawabannya bisa bermacam-macam, tergantung dari sudut pandang yang dipakai.
Alternatif pertama, ujian dibuat supaya ada data mentah untuk menilai rapot siswa. Biasanya nilai rapot diperoleh dari penjumlahan nilai harian dan nilai ujian semester. Nilai harian bisa berupa nilai ulangan harian saja, atau ditambah dengan nilai PR dan partisipasi dalam kelas. Kadang-kadang diterapkan persentase tertentu untuk nilai harian dan nilai ujian semester.
Alternatif kedua, ujian semester dibuat supaya ada pekerjaan tambahan yang mendatangkan nilai uang tertentu. Inilah yang dinamakan proyek. Ujian dibuat supaya ada tambahan pendapatan entah dari uang pengawas, koreksi bahkan uang sisa foto copyan soal.
Apa alternatif ketiga? Ujian dibuat untuk mengukur kemampuan dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran tertentu. Dia dianggap mampu, paham dan kompeten bila mencapai standar nilai tertentu. Ujian yang begini akan memacu siswa untuk belajar dengan serius dan disiplin. Ada target tertentu yang ingin dicapai. Di lain pihak, guru dan karyawan akan berusaha sebaik mungkin untuk mendukung siswa agar mampu menyelesaikan sejumlah jenis dan variasi soal. Bila guru, siswa apalagi didukung sepenuhnya oleh orang tua murid bersinergi niscaya akan meningkatkan kualitas belajar mengejar sekolah.
Bisa jadi ada alternatif lain. Akan tetapi,sebuah ujian hendaknya betul-betul membuka kesempatan bagi siswa untuk mendapatkan peningkatan prestasi serta kepercayaan diri siswa.

26.11.08

Conversation Class

Saya diminta sebuah sekolah untuk membimbing anak siswanya untuk berbicara dalam bahasa Inggris. Bahasa kerennya, conversation class. Yang ditekankan adalah keberanian siswa untuk mengutarakan apa pendapat, opini dan perasaannya dalam bahasa Inggris. Minimalisir untuk menulis! Tdak perlu terlalu ketat dalam memperhatikan grammar!
Arahan dan petunjuknya cukup singkat, serta mudah dimengerti. Tapi bagaimana menuangkannya dalam pelajaran di kelas?
Sebagai gambaran, anak-anak SD kelas 1 sampai kelas 6 mendapat 2 jam pelajaran selama seminggu. Pelajaran bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal(mulok). Akan tetapi, pihak sekolah merasa perlu menambahkan jam pelajaran bahasa Inggris di kelas. Untuk itu, langkah terbaik adalah membuat bahasa Inggris sebagai salah satu mata pelajaran ekstra kurikuler. Anak-anak dapat tambahan waktu untuk mengasah keterampilan berbahasa Inggris, sekaligus mendapat nilai dalam ekstra kurikuler.
Sebagai mulok, bahasa Inggris mendapat jatah waktu yang singkat. Konsekwensinya, komponen bahasa Inggris tidak tergarap dengan baik. Secara singkat, bahasa menuntut keterampilan dalam berbicara, mendengarkan, menulis dan membaca. Dalam conversation class tentu yang ditampilkan adalah berbicara dan mendengarkan. Akan tetapi, keempat keterampilan bahasa itu mempersyaratkan pengetahuan anak siswa terhadap misalnya struktur (structure/grammar) dan kosa kata (vocabulary). Untuk struktur akan lebih baik bila didapat dari kelas reguler bahasa Inggris. Sementara untuk kosa kata, bisa didapatkan dari berbagai sumber selain dari kelas reguler seperti dari lagu, tv, majalah, brosur, mendengar pembicaraan langsung dan sebagainya. Intinya, sebelum seseorang terlibat dalam conversation sudah seharusnya seseorang memiliki pengalaman berbahasa dengan orang lain.
Nyatanya, bagi seorang siswa SD pengalaman berbahasa Inggris mayoritas didapat dari pelajaran bahasa Inggris dari kelas. Masih susah baginya untuk menangkap intisari dari pengalaman berhasa dirinya dengan orang lain, pengalaman dirinya dengan media massa.
Untuk mengatasi ini, mau tidak mau sebagai pengajar dalam conversation class, saya selalu memperkenalkan kosa kata yang berkaitan dengan topik bahasan yang dipilih. Memang, hal ini memakan cukup banyak waktu. Akan tetapi, siswa dapat melihat bahwa rangkaian kosa kata yang terdiri dari kata ganti orang, kata kerja, kata keterangan (waktu, tempat, cara) dan kata sifat, mereka dapat mencobanya sendiri.
Setelah itu, saya menulis contoh rangkaian tanya jawab dalam bahasa Inggris sbagai contoh. Mula-mula siswa menirukan,membaca dan menulis (kadang-kadang) sesuai yang saya tulis. Tahap berikutnya, mereka mengubah bebarapa kata sesuai dengan kondisi nyata yang mereka alami/miliki.
Selain itu, pemakaian question word menjadi keharusan yang perlu mereka kenal dan terapkan.
Memang, anak SD bukanlah native speaker sebagaimana juga dengan gurunya. Untuk itu, perlu ditunjang dengan pembiasaan, penciptaan kondisi yang menunjang terbentuknya masyarakat yang berbahasa Inggris.

15.11.08

MEMOTIVASI DIRI

Menurut Daniel Goleman, kemampuan memotivasi diri merupakan salah satu bagian penting dari kecerdasan emosional. Ini berarti hanya orang-orang yang mampu memotivasi diri yang dianggap cerdas. Apakah hal ini bisa dipertanggungjawabkan?
Dalam hal motivasi, ada 2 sumber motivasi yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal. Dari namanya saja sudah jelas, motivasi internal berasal dari diri sendiri. Motivasi ini memanfaatkan apa yang terkandung dalam diri setiap orang. Apakah itu? Cita-cita yang sangat bersifat pribadi, rasa cinta dan sayang pada seseorang atau sesuatu, tekad kuat untuk menyenangkan atau membahagiakan seseorang, dsb. Sementara motivasi eksternal berasal dari luar diri. Motivasi ini mengisyaratkan adanya tawaran dari pihak lain yang yang memberikan dorongan atau tuntutan tertentu. Misalnya adalah hadiah yang ditawarkan, atau hukuman yang bakal diterima kalau tidak melalukan sesuatu.
Kemampuan memotivasi amat diperlukan apabila seseorang berada dalam kondisi kritis. Bila seseorang sedang terpuruk, dengan apakah dia akan bangkit kembali? Bisa juga dalam kondisi yang sangat nyaman, seseorang merasa tidak ada lagi yang perlu dikejar. Bagaimana caranya supaya dia dapat memacu diri untuk bekerja lebih baik lagi?
Semua itu dijawab dengan kemampuan memotivasi diri. Motivasi dari luar diri umumnya bersifat sementara dan berubah-ubah. Bila target tertentu telah terpenuhi, motivasi akan kendur. Tapi motivasi dari dalam, bisa bersifat lebih lestari. Dia bisa ditingkatkan setiap saat, tergantung dari bagaimana seseorang memberi makna yang berbeda atau baru terhadap suatu kondisi dan target yang akan dicapai. Apakah itu bermakna secara pribadi dan signifikan terhadap dirinya? Bila ya, dia akan selalu terjaga dalam kondisi puncak untuk menaklukkan rekor-rekor pribadi sebelumnya.
Dalam kaitan dengan itu, saat ini ada kesulitan yang menghadang. Bisnis properti yang saya masuki belum memberikan imbalan. Kongkritnya, belum ada transaksi, belum pernah closing. Bagaimana ini?Saya mencoba memotivasi diri dengan membaca-baca buku-buku motivasi, mencari bantuan yang relevan khususnya menyangkut permodalan dan peningkatan semangat.Selain itu, keinginan untuk memberikan sesuatu yang sedikit berbeda pada akhir tahun ini turut menjaga motivasi agar tetap tinggi. Pokoknya, perlu usaha ekstra untuk mempercepat moment penting, closing. Pecah telor deh.