17.7.08

KELUARA DARI ZONA NYAMAN

Setiap orang mempunyai zona nyaman sendiri. Zona nyaman yang dimaksud adalah tempat, kegiatan, pekerjaan, teman dsb. yang begitu dinikmati dan menyenangkan yang membuat dia terlena sehingga tidak mau berusaha. Baginya tidak ada lagi usaha untuk mencapai sesuatu yang lebih- lebih baik, kaya, cerdas, cantik.Ironisnya, tingkat pencapaiannya belumlah cukup baik bila dibandingka dengan orang atau pihak lain. Bahkan bila dibandingkan dengan potensi terbaiknya, prestasinya saat ini belumlah berarti apa-apa.
Dengan demikian, zona nyaman bisa membuat orang terlena. Pada dasarnya orang yang terjebak dalam zona nyaman tidak menginginkan perubahan. Perubahan menjadi sesuatu yang menakutkan. Dia menolak perubahan karena takut kehilangan kenikmatan yang selama ini secara otomatis ada dalam jangkauannya.
Zona nyaman tidak boleh berlama-lama ditinggali. Harus segera ada tindakan untuk beralih. Hal utama yang perlu dibenahi adalah cara berpikir-mindset. Masih banyak hal yang perlu dikejar dalam hidup ini. Untuk itu dibutuhkan aksi-aksi baru. Langkah pertama adalah segera beranjak dari tempat, bergegas menuju target terbaru yang lebih menantang. Yang lebih merangsang pemanfaatan segala potensi yang dimiliki. Mula-mula potensi yang paling terasa dan nyata akan spontan tereksplor. Kemudian, potensi yang tertutup akan menyusul untuk ditampilkan.
Saat ini, saya merasa profesi sebagi guru tidak cukup memberikan kepuasan. Semua orang tahu, kalau dari segi fisik material hidup sebagai guru tidak memberikan sesuatu yang menjanjikan. Karena itu, yang dikejar orang kebanyakan adalah segi idealisme untuk mengajar dan membangkitkan kemampuan otak anak didik. Juga terjalinnya hubungan sosial yang erat dengan anak didik dan orang tua. Tapi sayang, hal ini tidak cukup kuat menahan saya untuk mencari tanggung jawab yang lebih besar sekaligus kesempatan yang lebih besar untuk maju.
Pilihan profesi yang ada di benak saya adalah menjadi penulis, pelatih/pembicara, penjual dan pengusaha. Inventarisasi sementara menunjukkan saya lebih siap untuk menjadi penulis. Tetapi, sasaran jangka panjang saya adalah menjadi pengusaha. Tidak jauh-jauh, pengusaha di bidang yang berkaitan dengan dunia pendidikan, penerbitan dan pelatihan sumber daya manusia. Tetapi, saya juga membutuhkan keterampilan untuk menjual. Makanya, ketiganya-penulis, penjual, pengusaha- akan saya tekuni dengan titik fokus utama menjadi penulis.
Saya yakin bisa sukses di bidang ini dengan latihan tekun, belajar dari penulis-penulis besar serta mengembangkan kebiasaan efektif menjadi seorang penulis profesional. Guru-guru itu misalnya Jack Canfield, James C. Maxwell, Anthony Robbins, Robert K. Kiyosaki. Dari dalam negeri juga ada. Mereka adalah Andrias Harefa, Edy Zaqeus, Hernowo, Bambang Trim,Rhenald Kesali dan Adi W. Gunawan.

11.7.08

Secuil Potret PSB SMK

Selama ini saya hanya mendengar berita betapa sulitnya orang tua untuk mencari sekolah yang cocok bagi putra-putrinya.Kala itu saya berpikir apakah memang para orang tua ini hanya ingin anaknya cepat-cepat dapat sekolah atau karena mereka tidak bersedia menjalankan setiap tahapan dalam mendaftarkan anak dalam PSB (Penerimaan Siswa Baru).
Sekarang saya baru merasakan sendiri. Ketika ada seorang keponakan ngotot mau sekolah di Jakarta, saya langsung angkat topi kepadanya. Walaupun tanggapan saya tidak langsung sampai kepada yang bersangkutan, tetapi saya mencoba untuk mencari informasi. Pegangannya hanya satu, Jos, demikian nama anak itu mau masuk SMK di Jakarta. Alasannya, kalau dia bertahan sekolah lebih lama di Lintongnihuta, Humbang Hasundutan, mungkin sekali dia akan rusak. Pergaulan dengan teman lebih banyak negatifnya. Karena dia mau maju, maka tempat yang paling tepat adalah Jakarta. Dan di Jakarta dia punya cukup banyak saudara-opung, tulang, uda, namboru.
Tentu saja saya mencari informasi sekolah mana yang bagus di daerah Jakarta Timur, khususnya Kecamatan Kramat Jati. Maksudnya supaya dekat ke rumah. Irit ongkos dan waktu.Tapi yang pasti, SMK dimaksud cukup berkualitas baik.
Yang paling dekat adalah SMKN 10, hanya berjarakk 300 meter dari rumah. Tapi karena sekolah favorit, standar nilainya amat tinggi. NEM rata-rata harus minimal 8. Padahal, si Jos menurut saya agak susah untuk mendapat poin setinggi itu. Ditambah lagi, ketentuan Pemerintah DKI Jakarta untuk mengenakan persyaratan tambahan yang lebih berat bagi anak yang berasal dari luar Jakarta. Konkritnya, siswa luar Jakarta dituntut untuk mempunyai nilai rata-rata 1 poin lebih tinggi. Itupun hanya untuk 5% dari total jumlah kursi.
Tidak ada jalan lain, harus mencari sekolah swasta tapi berkualitas. Ditemukanlah sebuah SMK di daerah Halim.Saya ambil formulir pada hari Senin, 7 Juli 08 sekitar pukul 11.00. Sesuai dengan dugaan, pendaftar ke sekolah itu memang banyak. Formulir pendaftar untuk yang masuk pagi sudah habis. Otomatis saya mengambil formulir untuk yang masuk siang. Oleh petugas, disarankan untuk cepat-cepat kembali dengan membawa persyaratan dan mengisi formulir.
Sayangnya, si Jos baru berangkat pada hari yang sama sore harinya. Karena keterbatasan biaya, dia harus berbesar hati untuk naik bis PMH. Berangkat sore hari dari Siborongborong yang berjarak 1/3 jam perjalanan dari Hutabaris. Bagaimana mungkin saya mendaftar lebih cepat, data-data Jos serta rapot dan KHN masih dipegangnya. Belum lagi, saya menunggu suply uang pendaftaran dari tulang/pamannya.Walaupun begitu, saya tidak khawatir karena formulir sudah di tangan. Jos dan uang akan tiba pada hari Kamis. Masih ada waktu, Jumat dan Sabtu sesuai dengan ketentuan waktu di brosur dalam map pendaftaran.
Alangkah kagetnya saya, ketika mendapati sekolah swasta itu menyatakan penerimaan siswa sudah tutup. Alasannya tunggal, kursi sudah penuh. Tambah sedih lagi, ukuran penuh ada siswa yang sudah membayar terlebih dahulu itulah yang diterima. Pada waktu pengambilan brosur, tidak dinyatakan secara transparan kriteria penerimaan siswa. Kita sebagai orang tua/wali sudah merasa aman dengan memegang formulir di tangan. Yang jelas, mereka menjual sejumlah formulir yang melebihi daya tampung. Itu masuk akal karena mereka mau mendapat keuntungan dari penjualan formulir. Selain itu, mereka memberikan kesempatan lebih luas kepada masyarakat.Wajar saja, rekan-rekan orang tua/wali yang mengalami nasib sial ini meradang.
Kita bukannya tidak niat untuk menyekolahkan anak ke sini, tapi karena harus berupaya untuk terlebih dahulu memenuhi persyaratan yang dimaksud berupa sejumlah dokumen dan uang.Tentu saja hal ini sangat memukul orang tua/wali dan anak. Mau tidak mau, kita berpikir berarti hanya yang punya uang lebih banyak dan lebih cepatlah yang paling berhak menikmati asam manisnya pendidikan.
Memang sih, masih ada kemungkinan untuk mencari sekolah lain. Yang kita sesalkan adalah caranya. Kita tidak bisa terima tersisih hanya karena "terlambat" mengembalikan formulir. Pihak sekolah tidak memberikan ketentuan yang jelas dan lugas yang bisa dianggap fair.
Dalam kondisi demikian, saya cuma berharap ada kebijakan yang lebih manusiawi. Artinya, paling tidak diberikan kesempatan untuk masuk dalam daftar tunggu. Semacam cadangan, siapa tahu ada yang mengundurkan diri atau terjadi sesuatu halangan.
Inilah secuil potret dunia pendidikan kita. Manajemen penerimaan siswa baru saja tidak beres, apalagi dalam proses belajar-mengajar, ujian serta kualitas lulusannya.

6.7.08

GANTI HALUAN

Sudah lama saya hampir selalu melihat dan membaca koran Kompas, khususnya hari Sabtu dan Minggu. Yang dicari jelas,lembar klasika.Ada 2 bagian yang menjadi favorit saya di sana yaitu acara tv dan karir.
Tapi sekarang sudah mengurangi membaca kedua bagian tsb. Kalaupun saya membaca klasika lebih ditujukan membaca iklan yang bertujuan untuk melihat peluang bisnis yang terkandung atau terselip di dalamnya. Hal ini disebabkan oleh perubahan haluan untuk mencari peluang bisnis karena saya mau menjadi pebisnis alias wiraswasta atau isatilah kerennya pengusaha. Iklan bagian karir sudah tutup buku dulu.
Sebenarnya saya belum begitu mantap dengan pilihan bidang bisnis yang akan saya kembangkan. Tapi kalau melihat dari hobi dan kemampuan sepertinya akan lebih fokus pada bidang yang ada kaitan dengan tulis-menulis. Ya, usaha menulis artikel dan buku adalah yang lebih mudah saya masuki. Nantinya akan berkembang menjadi sebuah penerbitan yang kalau pandangan optimisnya akan terintegrasi dengan percetakan.
Selain itu, saya juga sangat tertarik dengan bisnis on-line, lebih tepatnya internet marketing.Saya sedang mencari dan mempelajari informasi sebanyak mungkin tentang bidang ini. Katanya, ada peluang untuk memanfaatkan minat dan kemampuan di bidang penulisan. Nama bekennya adalah menjadi marketing copywriter. Tugasnya membuat tulisan yang menggugah orang untuk membeli dengan gaya yang informatif, persuasif dan meyakinkan. Pokoknya supaya pembaca merasa tergerak sehingga tidak mungkin untuk menolak.
Semua ini masih awal dari sebuah tujuan besar. Saya membutuhkan keyakinan teguh, kemauan untuk belajar dengan cepat dan fokus,serta kerja keras dan cerdas memanfaatkan semua aset dan jaringan yang ada.