5.12.08

UJIAN SEMESTER

Buat apa sih ada ujian segala?
Jawabannya bisa bermacam-macam, tergantung dari sudut pandang yang dipakai.
Alternatif pertama, ujian dibuat supaya ada data mentah untuk menilai rapot siswa. Biasanya nilai rapot diperoleh dari penjumlahan nilai harian dan nilai ujian semester. Nilai harian bisa berupa nilai ulangan harian saja, atau ditambah dengan nilai PR dan partisipasi dalam kelas. Kadang-kadang diterapkan persentase tertentu untuk nilai harian dan nilai ujian semester.
Alternatif kedua, ujian semester dibuat supaya ada pekerjaan tambahan yang mendatangkan nilai uang tertentu. Inilah yang dinamakan proyek. Ujian dibuat supaya ada tambahan pendapatan entah dari uang pengawas, koreksi bahkan uang sisa foto copyan soal.
Apa alternatif ketiga? Ujian dibuat untuk mengukur kemampuan dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran tertentu. Dia dianggap mampu, paham dan kompeten bila mencapai standar nilai tertentu. Ujian yang begini akan memacu siswa untuk belajar dengan serius dan disiplin. Ada target tertentu yang ingin dicapai. Di lain pihak, guru dan karyawan akan berusaha sebaik mungkin untuk mendukung siswa agar mampu menyelesaikan sejumlah jenis dan variasi soal. Bila guru, siswa apalagi didukung sepenuhnya oleh orang tua murid bersinergi niscaya akan meningkatkan kualitas belajar mengejar sekolah.
Bisa jadi ada alternatif lain. Akan tetapi,sebuah ujian hendaknya betul-betul membuka kesempatan bagi siswa untuk mendapatkan peningkatan prestasi serta kepercayaan diri siswa.

26.11.08

Conversation Class

Saya diminta sebuah sekolah untuk membimbing anak siswanya untuk berbicara dalam bahasa Inggris. Bahasa kerennya, conversation class. Yang ditekankan adalah keberanian siswa untuk mengutarakan apa pendapat, opini dan perasaannya dalam bahasa Inggris. Minimalisir untuk menulis! Tdak perlu terlalu ketat dalam memperhatikan grammar!
Arahan dan petunjuknya cukup singkat, serta mudah dimengerti. Tapi bagaimana menuangkannya dalam pelajaran di kelas?
Sebagai gambaran, anak-anak SD kelas 1 sampai kelas 6 mendapat 2 jam pelajaran selama seminggu. Pelajaran bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal(mulok). Akan tetapi, pihak sekolah merasa perlu menambahkan jam pelajaran bahasa Inggris di kelas. Untuk itu, langkah terbaik adalah membuat bahasa Inggris sebagai salah satu mata pelajaran ekstra kurikuler. Anak-anak dapat tambahan waktu untuk mengasah keterampilan berbahasa Inggris, sekaligus mendapat nilai dalam ekstra kurikuler.
Sebagai mulok, bahasa Inggris mendapat jatah waktu yang singkat. Konsekwensinya, komponen bahasa Inggris tidak tergarap dengan baik. Secara singkat, bahasa menuntut keterampilan dalam berbicara, mendengarkan, menulis dan membaca. Dalam conversation class tentu yang ditampilkan adalah berbicara dan mendengarkan. Akan tetapi, keempat keterampilan bahasa itu mempersyaratkan pengetahuan anak siswa terhadap misalnya struktur (structure/grammar) dan kosa kata (vocabulary). Untuk struktur akan lebih baik bila didapat dari kelas reguler bahasa Inggris. Sementara untuk kosa kata, bisa didapatkan dari berbagai sumber selain dari kelas reguler seperti dari lagu, tv, majalah, brosur, mendengar pembicaraan langsung dan sebagainya. Intinya, sebelum seseorang terlibat dalam conversation sudah seharusnya seseorang memiliki pengalaman berbahasa dengan orang lain.
Nyatanya, bagi seorang siswa SD pengalaman berbahasa Inggris mayoritas didapat dari pelajaran bahasa Inggris dari kelas. Masih susah baginya untuk menangkap intisari dari pengalaman berhasa dirinya dengan orang lain, pengalaman dirinya dengan media massa.
Untuk mengatasi ini, mau tidak mau sebagai pengajar dalam conversation class, saya selalu memperkenalkan kosa kata yang berkaitan dengan topik bahasan yang dipilih. Memang, hal ini memakan cukup banyak waktu. Akan tetapi, siswa dapat melihat bahwa rangkaian kosa kata yang terdiri dari kata ganti orang, kata kerja, kata keterangan (waktu, tempat, cara) dan kata sifat, mereka dapat mencobanya sendiri.
Setelah itu, saya menulis contoh rangkaian tanya jawab dalam bahasa Inggris sbagai contoh. Mula-mula siswa menirukan,membaca dan menulis (kadang-kadang) sesuai yang saya tulis. Tahap berikutnya, mereka mengubah bebarapa kata sesuai dengan kondisi nyata yang mereka alami/miliki.
Selain itu, pemakaian question word menjadi keharusan yang perlu mereka kenal dan terapkan.
Memang, anak SD bukanlah native speaker sebagaimana juga dengan gurunya. Untuk itu, perlu ditunjang dengan pembiasaan, penciptaan kondisi yang menunjang terbentuknya masyarakat yang berbahasa Inggris.

15.11.08

MEMOTIVASI DIRI

Menurut Daniel Goleman, kemampuan memotivasi diri merupakan salah satu bagian penting dari kecerdasan emosional. Ini berarti hanya orang-orang yang mampu memotivasi diri yang dianggap cerdas. Apakah hal ini bisa dipertanggungjawabkan?
Dalam hal motivasi, ada 2 sumber motivasi yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal. Dari namanya saja sudah jelas, motivasi internal berasal dari diri sendiri. Motivasi ini memanfaatkan apa yang terkandung dalam diri setiap orang. Apakah itu? Cita-cita yang sangat bersifat pribadi, rasa cinta dan sayang pada seseorang atau sesuatu, tekad kuat untuk menyenangkan atau membahagiakan seseorang, dsb. Sementara motivasi eksternal berasal dari luar diri. Motivasi ini mengisyaratkan adanya tawaran dari pihak lain yang yang memberikan dorongan atau tuntutan tertentu. Misalnya adalah hadiah yang ditawarkan, atau hukuman yang bakal diterima kalau tidak melalukan sesuatu.
Kemampuan memotivasi amat diperlukan apabila seseorang berada dalam kondisi kritis. Bila seseorang sedang terpuruk, dengan apakah dia akan bangkit kembali? Bisa juga dalam kondisi yang sangat nyaman, seseorang merasa tidak ada lagi yang perlu dikejar. Bagaimana caranya supaya dia dapat memacu diri untuk bekerja lebih baik lagi?
Semua itu dijawab dengan kemampuan memotivasi diri. Motivasi dari luar diri umumnya bersifat sementara dan berubah-ubah. Bila target tertentu telah terpenuhi, motivasi akan kendur. Tapi motivasi dari dalam, bisa bersifat lebih lestari. Dia bisa ditingkatkan setiap saat, tergantung dari bagaimana seseorang memberi makna yang berbeda atau baru terhadap suatu kondisi dan target yang akan dicapai. Apakah itu bermakna secara pribadi dan signifikan terhadap dirinya? Bila ya, dia akan selalu terjaga dalam kondisi puncak untuk menaklukkan rekor-rekor pribadi sebelumnya.
Dalam kaitan dengan itu, saat ini ada kesulitan yang menghadang. Bisnis properti yang saya masuki belum memberikan imbalan. Kongkritnya, belum ada transaksi, belum pernah closing. Bagaimana ini?Saya mencoba memotivasi diri dengan membaca-baca buku-buku motivasi, mencari bantuan yang relevan khususnya menyangkut permodalan dan peningkatan semangat.Selain itu, keinginan untuk memberikan sesuatu yang sedikit berbeda pada akhir tahun ini turut menjaga motivasi agar tetap tinggi. Pokoknya, perlu usaha ekstra untuk mempercepat moment penting, closing. Pecah telor deh.

6.11.08

MENGAJAR SAMBIL BERBISNIS

Niat saya untuk merambah dunia bisnis baru sebenarnya sudahlah bulat. Akan tetapi, karena berbagai kondisi seperti sulitnya untuk fokus sehubungan dengan kurangnya modal dan lamanya proses mendapatkan penjualan, ditambah dengan waktu yang fleksibel sekaligus kosong, maka saya mengambil kesempatan untuk kerja sampingan sebagai guru. Walaupun saya mengajar di dalam kelas di Sekolah Advent Jatinegara, tapi kondisinya lebih longgar. Saya diminta untuk mengajar bahasa Inggris dalam format English Club. Fokus utamanya adalah untuk memberikan dorongan kepada para siswa untuk berbicara dalam bahasa Inggris.
Pada waktu wawancara, saya katakan kepada Kepala Sekolahnya bahwa saya akan menyediakan waktu 2 hari dalam seminggu. Setelah diatur dan dipertimbangkan, ternyata waktu tidak cukup hanya 2 hari. Perlu tambahan minimal satu hari lagi. Mengingat kelas yang akan saya tangani berjumlah 9 kelas, masing-masing 1 kelas dari kelas 1 sampai kelas 9 (3 SMP). Jadilah saya hadir pada hari Selasa, Rabu dan Jumat. Pelajaran English Club berlangsung dari pukul 11.00 sampai pukul 15.00 (khusus hari Selasa).
Mengajar kembali bermakna ganda bagi saya. Pertama, saya kembali memelihara kemampuan bahasa Inggris khususnya berhadapan dengan siswa. Sementara itu, saya dapat menyalurkan minat untuk memberikan pendidikan sekaligus memperhatikan dan mengasihi anak-anak tersebut. Kedua, saya mendapatkan imbalan yang cukup pantas. Ini bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan sekaligus tambahan untuk modal kerja di bidang properti.
Dengan demikian, saya tetap menjaga konsistensi untuk bekerja di 3 bidang utama yaitu pendidikan, multi media dan bisnis (properti). Pada saatnya nanti, saya akan beranjak dari posisi sebagai karyawan saja bergerak menjadi seorang employer, owner atau businesman. Inilah yang disebut oleh Robert T. Kiyosaki dengan pindah kuadran atau menginjakkan kaki di dua kuadran. Dengan bahasa lain mempunyai Prime Source Income dan Multi Source Income.

PERLU MODAL LEBIH

Waktu saya menyatakan niat untuk terlibat dalam bisnis properti, kakak saya berkata,"Lam, bisnis itu perlu modal banyak!" Tadinya, saya anggap pernyataan itu hanya sebagai peringatan untuk lebih bersiap diri. Memang sih, bisnis apa sih yang tidak memerlukan modal?
Saat ini, saya merasakan unsur kebenaran perkataan tsb. Pengeluaran yang wajib pastinya adalah untuk biaya/ongkos transportasi, beli pulsa untuk bertelepon dan iklan di media massa. Itu biaya yang tidak boleh tidak keluar.
Padahal langkah awal untuk bisnis properti ini adalah mencari listing, baik listing eksklusif maupun listing open. Setelah bertelepon kepada calon penjual atau pemilik, kita sebagai Marketing Associate harus memastikan bukti fisik properti tsb dalam keadaan layak jual. Satu-satunya cara adalah dengan mendatangi lokasi. Anggaplah kita mendapat persetujuan dan dia bersedia jadi listing, tugas selanjutnya adalah memasarkannya. Media pemasaran yang paling luas adalah melalui iklan di surat kabar atau menampilkannya dalam internet misalnya dalam www. rumah123.com. Lalu, bila ada calon pembeli serius, kita harus mendampingi dia pergi ke lokasi. Semua itu membutuhkan dana lancar yang tidak bisa ditunda.
Menyikapi hal ini, Pak Fredi Dharmawan,mentor ERA Permata, menyatakan kita memang harus menyediakan anggaran khusus. Jumlahnya terserah. Yang penting, kita punya target untuk menggunakan dana tsb secara efisien untuk mencapai closing. Bila segala upaya telah kita lakukan dan ternyata anggaran kita habis tanpa pernah closing, ada kemungkinan kita kurang di cocok di bidang properti ini. Atau setidaknya, kita membuthkan suntikan modal lebih banyak disertai usaha lebih konstan dan memanfaatkan segala jaringan dan saluran pemasaran yang ada.
Bila hal itu terjadi, kita tidak perlu merasa sedih. Apalagi merasa gagal dalam hidup. Orang yang gagal adalah orang tidak pernah berhasil. Bila kita belum berhasil minimal sekali closing, itu berarti kita perlu introspeksi dalam aspek apa saja kita perlu lebih menata diri lagi. Jangan pernah patah semangat, apalagi patah hati. Kesempatan selalu terbuka bagi orang yang berusaha keras, bekerja tulus dan mengembangkan kreativitas.

28.10.08

BAGAIMANA LULUS CUMLAUDE DARI HARDKNOCK UNIVERSITY?

Sejak tanggal 2 September 2008, saya mulai bergabung dalam bisnis property. Saya memilih bisnis ini karena memberikan kemungkinan untuk mendapatkan penghasilan yang melimpah. Selain itu, saya berharap berjumpa dengan orang-orang kaya dan sukses. Ketika berjumpa dengan mereka, saya akan dapat merasakan aura kekayaan mereka yang bukan hanya secara fisik-finansial, tetapi secara mental. Alasan ketiga terlibat di bisnis ini adalah karena syarat masuknya yang tidak macam-macam. Sangat simple. Cukup ikut training selama 4 hari. Setelah itu bekerja di lapangan. Cara kerjanya sudah ditetapkan perusahaan property ERA. Waktunya sangat fleksibel. Mereka memberi kebebasan untuk menentukan target, waktu kerja, dsb. Diibaratkan kita bukan sebagai karyawan tetapi sebagai partner. Makanya kita dinamakan sebagai MARKETING ASSOCIATES (MA). Menurut mentor Pak Fredi Dharmawan, MA harus memposisikan diri sebagai pengusaha, entrepreneur yang punya kebebasan, kreativitas, target dan daya tahan untuk mencapai target tsb.
Di lain pihak, bekerja sebagai layaknya pengusaha ini mengandung risiko kegagalan yang sangat tinggi. Sehubungan dengan kebabasan, kita diharapkan dapat menata diri, mengatur waktu dan kegiatan dengan cermat. Penggunaan segala sumber daya harus dikontrol sendiri. Karena itu, perlu sekali efisiensi dan efektivitas. Sehubungan dengan kreativitas, tidak ada batasan untuk menerapkannya dalam aktivitas bisnis. Tapi sebelum melangkah ke sana, sangat diperlukan pemahaman yang mendalam tentang sistem ERA secara menyeluruh. Untuk itu, tidak ada pendampingan secara khusus. Memang ada mentoring, tetapi kemandirian, independensi sangatlah mutlak. Sehubungan dengan modal usaha, usaha ERA membutuhkan anggaran yang cukup besar. Setidaknya untuk transportasi, pulsa telepon, membuat spanduk, brosur, memasang iklan di koran maupun internet. Semua modal sendiri dulu yang keluar. Member broker tidak mengeluarkan biaya awal selain nge-print dan telepon rumah (kalau menelepon dari kantor). Masalah modal ini sangat signifikan berpengaruh terutama karena pada seminar awal dikatakan biaya spanduk dan iklan ditanggung oleh member broker. Dan satu faktor lain, mentalitas. Mentalitas yang percaya diri, bertanggung jawab, berpikir positif, orientasi tindakan, kegigihan adalah hal mesti dibangun dan dikembangkan terus menerus.
Bergabung dalam ERA, khususnya ERA Permata Senayan memberi nuansa baru bagi saya pribadi. Pekerjaan sebagai marketing, sales, pokoknya yang bersifat menjual dan menawarkan jasa atau barang merupakan salah satu bidang pekerjaan yang lama saya hindari. Tetapi karena melihat peluang yang ditawarkan, apa boleh buat saya pun melibatkan diri. Apalagi saya sudah lama merasa seperti terkungkung di bidang yang cukup stabil tetapi tidak menyenangkan secara finansial dan secara emosional. Secara finansial tidak memberi imbalan yang berarti. Secara emosional tidak memberi kepuasan dan tantangan kerja yang cukup berarti.
Tiba di ERA Permata Senayan, saya dan kawan-kawan yang lain ditawarkan tidak hanya menjalankan fungsi sebagai MA untuk property, tetapi juga bidang loan (pinjaman). Bidang keuangan ini makin memperrumit pikiran saya karena saya tidak begitu familiar dengan hitung-menghitung serta istilah-istilah yang ada di dalamnya. Tapi semua itu mau tidak mau harus diakrabi.
Rasanya sudah sangat jamak kalau tingkat turn over di bidang pemasaran sangatlah tinggi. Banyak yang muntaber (mundur tanpa berita), banyak yang tidak cukup kuat, tidak sabar mendapatkan closing, dan banyak juga yang kehabisan amunisi (berupa uang, ide, dan tenaga). Memang benarlah apa yang dikatakan oleh Pak Fredi, bisnis property khususnya di ERA Permata adalah ibarat belajar di kampus HARD KNOCK UNIVERSITY. Bukan HARVARD UNIVERSITY.
Belajar berlangsung di kelas mentoring paling-paling 2 jam per Minggu. Selebihnya langsung terjun di lapangan. Canvassing, menyebarkan brosur, menelepon, mengunjungi property, membuat analisa harga,bertemu dengan calon penjual dan pembeli, memasang spanduk, memasang iklan, dsb. Semua itu adalah mata kuliah yang wajib diambil. Soalnya semua sama. Penyelesaian tergantung dari kreativitas, keberanian, kegigihan serta fleksibilitas bersikap dan bertindak. Tidak ada yang mengawasi dan memberi nilai. Tapi setiap gerak gerik, pikiran, tindakan dan perkataan akan berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kelulusan.
Masa belajar tidak lama. Tidak ada hitungan tahun, cukup semester. Itupun bukan 8 semester untuk s1 atau 6 semester untuk d3. Waktu efektif cukup 6 bulan, malah ada yang mau hanya 3 bulan. Waktu selama itu dianggap memadai untuk belajar segala seluk beluk properti. Tidak perlu menyelesaikan 144 SKS, apalagi membuat skripsi segala. Yang dinilai adalah SATU, TRANSAKSI. Transaksi berarti ada peristiwa jual beli atau sewa properti yang difasilitasi oleh sang MARKETING ASSOCIATE. Dengan adanya transaksi akan mengalirlah KOMISI. Komisi inilah yang menjadi pemicu utama bagi seorang MARKETING ASSOCIATE untuk berusaha.
Karena itu, tidaklah mengherankan bila mentor atau member broker selalu menekankan pentingnya motivasi. Salah satu unsur pembentuk motivasi ini adalah setting goal, menetapkan sasaran yang SMART. Nantinya, sasaran itu dibreak down dalam dalam program, rencana tindakan per minggu dan per hari. Pada titik ini, akan terlihat gambaran seberapa jelas dan seberap kuat tekad untuk mencapai target untuk lulus dengan nilai cumlaude.
Kalau orang kampus mendapat cumlaude bila mempunyai indeks prestasi lebih dari 3,75 maka nilai cumlaude di bisnis property adalah bila dia berhasil melebihi target SMART dengan sukses secara konsisten.

12.9.08

MEMASARKAN DIRI

Setiap perusahaan pastilah mempunyai bagian pemasaran. Kalau pun bukan bagian pemasaran, tentunya ada orang yang ditunjuk untuk menjalankan fungsi pemasaran.Yang dipasarkan adalah keunggulan perusahaan dalam menyediakan jasa atau barang, kualifikasi para karyawan sampai jajaran manajemen, serta reputasi yang sudah terbentuk selama ini.
Bagaimana dengan memasarkan diri sendiri? Justru hal inilah yang sering menjadi masalah terselubung yang dihadapi para pemasar. Bukanlah sejauh mana dia menguasai product knowledge atau strategi pemasaran, segmen pasar yang dituju tetapi lebih banyak pada diri sang pemasar.
Memasarkan diri berarti mengetahui dengan seksama di mana kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Usaha mengenali diri terutama untuk menemukan kekuatan atau kelebihan pribadi sangatlah sulit. Kalau kita coba untuk membuat atau menulis daftar, dijamin bahwa daftar kekurangan lebih banyak dari daftar kelebihan. Ini mungkin karena pengaruh dari kondisi bangsa Indonesia yang lebih mudah menemukan hal buruk. Faktor negatif dalam diri orang lain maupun dalam diri sendiri.
Hermawan Kertajaya, salah satu dari 50 guru pemasaran dunia, dalam bukunya yang mungil Marketing Yourself menyebutkan bahwa setiap orang yang memasarkan diri perlu mengenali PDB(Positioning, Differentiation, Brand). Ketiganya membentuk bangun segitiga yang saling mempengaruhi dan saling menopang.
Lebih lanjut, Hermawan menjelaskan perlunya setiap orang menerapkan 9 prinsip pemasaran yaitu segmentation, targeting, positioning, differentiation, marketing mix, selling, brand, service dan proses.
Masih dalam bukunya, Hermawan Kertajaya menyebutkan beberapa orang yang berhasil memasarkan diri sehingga maksimal antara lain AA Gym, Purdhi Chandra, Chrisye Robby Johan,Tanadi Santosa, danDewi Lestari. Mereka sukses mengekplor diri, menyesuaikan diri dengan lingkungan dan tetap setia dengan keunggulan utama yang selama ini dirasakan paling kuat dalam dirinya.
Memasarkan diri dalam bisnis dan dalam karir serta dalam hubungan pribadi agaknya memiliki sedikit perbedaan. Khususnya bagaimana untuk memasarkan diri kepada lawan jenis. Masalah timbul karena adanya unsur emosional yang kuat. Padahal dalam hubungan pribadi ini, respons dan aksi emosional itu spontan terlihat dan susah untuk dikontrol. Sedangkan, pada sisi yang berbeda kita perlu menjaga image di depan sang impian.
Biarpun begitu, tampaknya faktor keyakinan diri, mental positif, kejujuran, berpikir terbuka serta kesediaan untuk menanggung risiko dan tanggung jawab merupakan faktor kunci dalam memasarkan diri. Tidak hanya dalam bisnis, karir tapi juga dalam hubungan percintaan.

22.8.08

BERANI BERUBAH

Kesuksesan seseorang bisa dilihat dari kondisi aktualnya dibandingkan dengan potensi yang melekat pada dirinya.Bila ditemukan kondisi aktual yang tidak sesuai dengan kecenderungan umum, maka sangat pantas dipertanyakan di manakah dia hadir ketika orang/kelompok/organisasi sedang memerlukannya.
Untuk mengeluarkan potensi dan mengubahnya menjadi kondisi aktual tidaklah mudah. Diperlukan sejumlah pengorbanan baik berupa waktu, tenaga, pikiran dan emosi.Intinya, berani berubah. Tentu saja segala macam risiko harus diperhitungkan. Itulah harga yang harus dibayar.
Tapi yakinlah, dengan keberanian untuk berubah peluang untuk lebih baik pastilah lebih besar daripada terus-menerus memeluk keadaan yang lalu di mana potensi hanya tertidur dan bisa jadi potensi itu akan menyusut. Keberanian untuk memaksimalkan potensi diri akan dihargai dengan perubahan yang positif yang membawa kepuasan, kekayaan dan kesejahteraan.

17.7.08

KELUARA DARI ZONA NYAMAN

Setiap orang mempunyai zona nyaman sendiri. Zona nyaman yang dimaksud adalah tempat, kegiatan, pekerjaan, teman dsb. yang begitu dinikmati dan menyenangkan yang membuat dia terlena sehingga tidak mau berusaha. Baginya tidak ada lagi usaha untuk mencapai sesuatu yang lebih- lebih baik, kaya, cerdas, cantik.Ironisnya, tingkat pencapaiannya belumlah cukup baik bila dibandingka dengan orang atau pihak lain. Bahkan bila dibandingkan dengan potensi terbaiknya, prestasinya saat ini belumlah berarti apa-apa.
Dengan demikian, zona nyaman bisa membuat orang terlena. Pada dasarnya orang yang terjebak dalam zona nyaman tidak menginginkan perubahan. Perubahan menjadi sesuatu yang menakutkan. Dia menolak perubahan karena takut kehilangan kenikmatan yang selama ini secara otomatis ada dalam jangkauannya.
Zona nyaman tidak boleh berlama-lama ditinggali. Harus segera ada tindakan untuk beralih. Hal utama yang perlu dibenahi adalah cara berpikir-mindset. Masih banyak hal yang perlu dikejar dalam hidup ini. Untuk itu dibutuhkan aksi-aksi baru. Langkah pertama adalah segera beranjak dari tempat, bergegas menuju target terbaru yang lebih menantang. Yang lebih merangsang pemanfaatan segala potensi yang dimiliki. Mula-mula potensi yang paling terasa dan nyata akan spontan tereksplor. Kemudian, potensi yang tertutup akan menyusul untuk ditampilkan.
Saat ini, saya merasa profesi sebagi guru tidak cukup memberikan kepuasan. Semua orang tahu, kalau dari segi fisik material hidup sebagai guru tidak memberikan sesuatu yang menjanjikan. Karena itu, yang dikejar orang kebanyakan adalah segi idealisme untuk mengajar dan membangkitkan kemampuan otak anak didik. Juga terjalinnya hubungan sosial yang erat dengan anak didik dan orang tua. Tapi sayang, hal ini tidak cukup kuat menahan saya untuk mencari tanggung jawab yang lebih besar sekaligus kesempatan yang lebih besar untuk maju.
Pilihan profesi yang ada di benak saya adalah menjadi penulis, pelatih/pembicara, penjual dan pengusaha. Inventarisasi sementara menunjukkan saya lebih siap untuk menjadi penulis. Tetapi, sasaran jangka panjang saya adalah menjadi pengusaha. Tidak jauh-jauh, pengusaha di bidang yang berkaitan dengan dunia pendidikan, penerbitan dan pelatihan sumber daya manusia. Tetapi, saya juga membutuhkan keterampilan untuk menjual. Makanya, ketiganya-penulis, penjual, pengusaha- akan saya tekuni dengan titik fokus utama menjadi penulis.
Saya yakin bisa sukses di bidang ini dengan latihan tekun, belajar dari penulis-penulis besar serta mengembangkan kebiasaan efektif menjadi seorang penulis profesional. Guru-guru itu misalnya Jack Canfield, James C. Maxwell, Anthony Robbins, Robert K. Kiyosaki. Dari dalam negeri juga ada. Mereka adalah Andrias Harefa, Edy Zaqeus, Hernowo, Bambang Trim,Rhenald Kesali dan Adi W. Gunawan.

11.7.08

Secuil Potret PSB SMK

Selama ini saya hanya mendengar berita betapa sulitnya orang tua untuk mencari sekolah yang cocok bagi putra-putrinya.Kala itu saya berpikir apakah memang para orang tua ini hanya ingin anaknya cepat-cepat dapat sekolah atau karena mereka tidak bersedia menjalankan setiap tahapan dalam mendaftarkan anak dalam PSB (Penerimaan Siswa Baru).
Sekarang saya baru merasakan sendiri. Ketika ada seorang keponakan ngotot mau sekolah di Jakarta, saya langsung angkat topi kepadanya. Walaupun tanggapan saya tidak langsung sampai kepada yang bersangkutan, tetapi saya mencoba untuk mencari informasi. Pegangannya hanya satu, Jos, demikian nama anak itu mau masuk SMK di Jakarta. Alasannya, kalau dia bertahan sekolah lebih lama di Lintongnihuta, Humbang Hasundutan, mungkin sekali dia akan rusak. Pergaulan dengan teman lebih banyak negatifnya. Karena dia mau maju, maka tempat yang paling tepat adalah Jakarta. Dan di Jakarta dia punya cukup banyak saudara-opung, tulang, uda, namboru.
Tentu saja saya mencari informasi sekolah mana yang bagus di daerah Jakarta Timur, khususnya Kecamatan Kramat Jati. Maksudnya supaya dekat ke rumah. Irit ongkos dan waktu.Tapi yang pasti, SMK dimaksud cukup berkualitas baik.
Yang paling dekat adalah SMKN 10, hanya berjarakk 300 meter dari rumah. Tapi karena sekolah favorit, standar nilainya amat tinggi. NEM rata-rata harus minimal 8. Padahal, si Jos menurut saya agak susah untuk mendapat poin setinggi itu. Ditambah lagi, ketentuan Pemerintah DKI Jakarta untuk mengenakan persyaratan tambahan yang lebih berat bagi anak yang berasal dari luar Jakarta. Konkritnya, siswa luar Jakarta dituntut untuk mempunyai nilai rata-rata 1 poin lebih tinggi. Itupun hanya untuk 5% dari total jumlah kursi.
Tidak ada jalan lain, harus mencari sekolah swasta tapi berkualitas. Ditemukanlah sebuah SMK di daerah Halim.Saya ambil formulir pada hari Senin, 7 Juli 08 sekitar pukul 11.00. Sesuai dengan dugaan, pendaftar ke sekolah itu memang banyak. Formulir pendaftar untuk yang masuk pagi sudah habis. Otomatis saya mengambil formulir untuk yang masuk siang. Oleh petugas, disarankan untuk cepat-cepat kembali dengan membawa persyaratan dan mengisi formulir.
Sayangnya, si Jos baru berangkat pada hari yang sama sore harinya. Karena keterbatasan biaya, dia harus berbesar hati untuk naik bis PMH. Berangkat sore hari dari Siborongborong yang berjarak 1/3 jam perjalanan dari Hutabaris. Bagaimana mungkin saya mendaftar lebih cepat, data-data Jos serta rapot dan KHN masih dipegangnya. Belum lagi, saya menunggu suply uang pendaftaran dari tulang/pamannya.Walaupun begitu, saya tidak khawatir karena formulir sudah di tangan. Jos dan uang akan tiba pada hari Kamis. Masih ada waktu, Jumat dan Sabtu sesuai dengan ketentuan waktu di brosur dalam map pendaftaran.
Alangkah kagetnya saya, ketika mendapati sekolah swasta itu menyatakan penerimaan siswa sudah tutup. Alasannya tunggal, kursi sudah penuh. Tambah sedih lagi, ukuran penuh ada siswa yang sudah membayar terlebih dahulu itulah yang diterima. Pada waktu pengambilan brosur, tidak dinyatakan secara transparan kriteria penerimaan siswa. Kita sebagai orang tua/wali sudah merasa aman dengan memegang formulir di tangan. Yang jelas, mereka menjual sejumlah formulir yang melebihi daya tampung. Itu masuk akal karena mereka mau mendapat keuntungan dari penjualan formulir. Selain itu, mereka memberikan kesempatan lebih luas kepada masyarakat.Wajar saja, rekan-rekan orang tua/wali yang mengalami nasib sial ini meradang.
Kita bukannya tidak niat untuk menyekolahkan anak ke sini, tapi karena harus berupaya untuk terlebih dahulu memenuhi persyaratan yang dimaksud berupa sejumlah dokumen dan uang.Tentu saja hal ini sangat memukul orang tua/wali dan anak. Mau tidak mau, kita berpikir berarti hanya yang punya uang lebih banyak dan lebih cepatlah yang paling berhak menikmati asam manisnya pendidikan.
Memang sih, masih ada kemungkinan untuk mencari sekolah lain. Yang kita sesalkan adalah caranya. Kita tidak bisa terima tersisih hanya karena "terlambat" mengembalikan formulir. Pihak sekolah tidak memberikan ketentuan yang jelas dan lugas yang bisa dianggap fair.
Dalam kondisi demikian, saya cuma berharap ada kebijakan yang lebih manusiawi. Artinya, paling tidak diberikan kesempatan untuk masuk dalam daftar tunggu. Semacam cadangan, siapa tahu ada yang mengundurkan diri atau terjadi sesuatu halangan.
Inilah secuil potret dunia pendidikan kita. Manajemen penerimaan siswa baru saja tidak beres, apalagi dalam proses belajar-mengajar, ujian serta kualitas lulusannya.

6.7.08

GANTI HALUAN

Sudah lama saya hampir selalu melihat dan membaca koran Kompas, khususnya hari Sabtu dan Minggu. Yang dicari jelas,lembar klasika.Ada 2 bagian yang menjadi favorit saya di sana yaitu acara tv dan karir.
Tapi sekarang sudah mengurangi membaca kedua bagian tsb. Kalaupun saya membaca klasika lebih ditujukan membaca iklan yang bertujuan untuk melihat peluang bisnis yang terkandung atau terselip di dalamnya. Hal ini disebabkan oleh perubahan haluan untuk mencari peluang bisnis karena saya mau menjadi pebisnis alias wiraswasta atau isatilah kerennya pengusaha. Iklan bagian karir sudah tutup buku dulu.
Sebenarnya saya belum begitu mantap dengan pilihan bidang bisnis yang akan saya kembangkan. Tapi kalau melihat dari hobi dan kemampuan sepertinya akan lebih fokus pada bidang yang ada kaitan dengan tulis-menulis. Ya, usaha menulis artikel dan buku adalah yang lebih mudah saya masuki. Nantinya akan berkembang menjadi sebuah penerbitan yang kalau pandangan optimisnya akan terintegrasi dengan percetakan.
Selain itu, saya juga sangat tertarik dengan bisnis on-line, lebih tepatnya internet marketing.Saya sedang mencari dan mempelajari informasi sebanyak mungkin tentang bidang ini. Katanya, ada peluang untuk memanfaatkan minat dan kemampuan di bidang penulisan. Nama bekennya adalah menjadi marketing copywriter. Tugasnya membuat tulisan yang menggugah orang untuk membeli dengan gaya yang informatif, persuasif dan meyakinkan. Pokoknya supaya pembaca merasa tergerak sehingga tidak mungkin untuk menolak.
Semua ini masih awal dari sebuah tujuan besar. Saya membutuhkan keyakinan teguh, kemauan untuk belajar dengan cepat dan fokus,serta kerja keras dan cerdas memanfaatkan semua aset dan jaringan yang ada.

15.5.08

Apa sih peranan guru?

Dari 8 macam peran guru yang diungkapkan oleh Hamalik (2004), yang tampak menonjol ditampilkan di dalam kelas adalah 4 macam saja yaitu guru sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing, guru sebagai pemimpin dan guru sebagai ilmuwan. Sebagai pengajar guru harus memahami pelajaran secara mendalam, menguasai metode dan teknik mengajar. Sebagai pembimbing, guru harus bisa memberikan bantuan kepada murid agar mampu mengenali diri sendiri, menemukan masalah, memecahkan masalah dan menyesuaikan diri. Sebagai pemimpin, guru membuat rencana, melaksanakan, mengorganisasi, mengkoordinasi kegiatan, mengontrol dan menilai. Sebagai ilmuwan, guru wajib menyampaikan pengetahuan kepada murid sambil terus belajar mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari berbagai sumber.
Sehubungan tugas di kelas, guru berperan dan berfungsi sebagai pendidik dan pengajar, sebagai pemimpin, sebagai administrator dan sebagai pengelola pembelajaran. (Mulyasa, 2007: 19). Lebih lanjut, Ditjen Dikti P2TK, 2004 memuat fungsi guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing dan pelatih di samping sebagau pengembang dan pengelola program, serta sebagai tenaga profesional.
Ashari (2007:28) mengajak guru supaya menampilkan diri sebagai seorang guru unggul. Caranya, dengan menggunakan jurus PKS (Penampilan, Komunikasi dan Sistematika). Penampilan prima dibangun dengan rapi, bersemangat, cerdas dan percaya diri. Komunikasi dijaga dengan antara lain blocking, membangun kedekatan, menggunakan semua modalitas serta motivasi. Sementara sistematika mencakup urutan materi, bagan dan pembahasan soal.
Sayangnya, guru tidak bisa menjalankan perannnya itu secara mandiri. Dia sangat tergantung pada pihak lain. Mereka adalah kepala sekolah atau ketua yayasan serta jajarannya serta Departemen Pendidikan Nasional. Kedua atau ketiga agen ini potensial menjadi penghalang bagi lancarnya peran guru. Betapa tidak, suasana dan kondisi belajar sangat tergantung pada ketersediaan fasilitas belajar mengajar di kelas/sekolah. Dalam hal ini termasuk terciptanya hubungan yang sehat dan demokratis di kalangan guru. Pihak pemerintah memainkan peran yang tidak terlihat tetapi sangat terasa. Paling tidak hal ini tampak dalam kurikulum yang diberlakukan, perampokan hak guru untuk menentukan kelulusan serta imbalan kesejahteraan sebagai penghargaan terhadap fungsi dan profesi guru yang masih minim.
Kalau guru, kepala sekolah, ketua yayasan, Depdiknas dan orang tua bisa bekerja sinergis dan saling mengerti tugasnya niscaya akan tercipta belajar yang efektif. Menurut Dryden dan Vos (2000) belajar akan efektif kalau Anda dalam keadaan “fun”. Untuk itu perlu dipenuhi 6 prinsip yaitu:
1. “Kondisi’ terbaik untuk belajar
2. Bentuk presentasi yang melibatkan seluruh indra dan sekaligus membuat rileks, menyenangkan, bervariasi, cepat dan menggairahkan
3. Berpikir kreatif dan kritis untuk membantu “proses internal’
4. “Rangsangan “ dalam mengakses materi pelajaran, dengan permainan, lakon pendek dan drama, serta berbagai kesempatan untuk praktik
5. Pengalihan ke hubungan dan terapan nyata
6. Peninjauan ulang dan evaluasi secara teratur; dengan merayakan keberhasilan di setiap tahah
Bagaimapun rendahnya partisipasi pihak lain, tetap saja guru diharapkan mampu menjalankan perannya dengan baik. Setidak-tidaknya hal itu bisa diciptakan dalam pelajaran di kelas. Guru dapat membuat hubungan yang saling menghargai dan saling mendengarkan dengan siswa di kelas. Itu akan menjadi salah satu dasar utama bagi berlangsungnya kegitan belajar mengajar yang menyenangkan dan menghasilkan.

13.5.08

Menulis untuk Blog

Menurut saya menulis tidak sama dengan membaca, juga tidak sama dengan ngomong. Menulis sedikit lebih kompleks. Karena kita perlu berpikir dengan lebih teratur, sistematis dan bermakna. Itulah, lebih mudah orang untuk ngomong sehingga ada pameo NATO = No Action Talk Only. Sebaliknya, saya belum pernah mendengar sindiran NAWO = No Action Write Only.
Mungkin saja istilah NAWO suatu saat akan akan muncul seiring dengan perkembangan dunia tulis menulis. Setelah media cetak dengan berbagai perangkatnya seperti koran, tabloid, majalah dipenuhi dengan jutaan informasi setiap harinya, kini dunia elektronik melalui internet dengan blog-nya akan semakin terasa makin banyak orang yang menulis. Belum lagi penerbitan buku juga mengalami perkembangan yang tidak kalah pesatnya. Ini juga diperlancar dengan makin banyaknyak terbitan yang merupakan terjemahan dari bahasa asing.
Sebelum orang mengeluarkan ungkapan NAWO, sudah pada tempatnya setiap orang yang berniat untuk menjadi penulis- atau setidaknya mereka yang pernah menulis- untuk segera menulis dengan giat. Apalagi bila yang ditulis itu merupakan pengalaman-pengalaman berharga dalam dunia nyata. Itu akan menjadi salah satu bukti bahwa kita sudah melakukan sesuatu. Apabila yang ditulis itu merupakan suatu ide yang bersumber dari hasil perenungan, diskusi, membaca dsb. hendaknya ada komitmen kuat untuk segera merealisasikan dalam bentuk tindakan. Itulah yang patut kita kembangkan, menulis, berbicara dan bertindak.
Salah satu bentuk tindakan itu adalah secara serius dan konsisten menulis di blog sesuai dengan bidang pengetahuan, keahlian atau minat. Penyajiaanya bebas, menurut gaya bahasa dan gaya penampilan yang dirasa cocok.

27.3.08

Peningkatan Standar Nilai

Dunia pendidikan Indonesia makin marak diwarnai dengan pentingnya pencapaian nilai tinggi. Untuk tahun 2008 Depdiknas menetapkan standar kelulusan 5,25 untuk anak SMP dan SMA. Standar ini melejit cukup tinggi dibandingkan dengan nilai tahun lalu yang hanya 5,00. Padahal kita tahu, Depdiknas belum melakukan upaya peningkatan yang cukup yang sebanding dengan peningkatan skor sebesar 0,25.
Berbeda dengan Depdiknas yang hanya peduli dengan skor yang lebih tinggi, maka orang tua, guru dan anak didik peduli juga dengan bagaimana cara supaya mencapai skor tersebut. Ada beberapa cara yang mungkin ditempuh. Bebarapa sekolah telah sejak dini mengadakan penambahan jam pelajaran, khususnya untuk membahas soal-soal UAN, UN atau Ebtanas pada tahun-tahun yang lalu. Orang tua yang punya duit lumaya, segera mengantarkan anaknya ke Lembaga Bimbingan Belajar. Maka selama semenjak bulan Januari 2008 berbagai lembaga Bimbel denga gencar menebarkan jala selebar dan semenarik mungkin. Ada juga orang tua yang memanggil guru privat ke rumahnya dengan harapan keluarga bisa lebih memantau anaknya sekaligus pengajarnya.
Apakah pemerintah salah bila mereka menaikkan standar nilai kelulusan? Jawabannya bisa ya, bisa juga tidak. Pemerintah dapat dinilai salah bila mereka tidak memberikan program tindak lanjut yang jelas setelah mereka menemukan kondisi nilai pada tahun yang lalu. Bukankah salah satu tujuan dari UN/UAN/UASBN adalah untuk mendapatkan pemetaan. Pemerintah tahu daerah mana yang mempunyai nilai yang bagus, daerah mana yang kurang. Lebih spesifik lagi pemerintah mengetahui sekolah mana yang mempunyai nilai tinggi atau nilai rendah pada setiap mata pelajaran. Apa yang sudah dilakukan pemerintah setelah data itu didapat? Sayangnya, program itu kurang nyata di lapangan. Atau setidak-tidaknya kurang terekspor ke masyarakat- anak didik, sekolah dan orang tua.Secara global itu dapat dilihat dari alokasi anggaran bidang pendidikan yang menurun. Hal ini berkaitan juga dengan pengajuan judicial review tentang anggaran pendidikan sebesar 20% yang tidak berpihak pada peningkatan penghargaan pada pendidikan nasional.
Pemerintah, melalui Mendiknas berkilah peningkatan nilai standar kelulusan ditujukan untuk meningkatkan standar pendidikan Indonesia. Dengan mematok nilai yang lebih tinggi diharapkan anak akan semakin termotivasi untuk belajar. Anak akan semakin rajin untuk berlatih soal, bertanya dan kalau bisa menemukan solusi kreatif.
Rasanya, perbedaan pendapat/pemahaman pemerintah dan masyaraka yang mengarah pada perbedaan perlakuan kebijakan belumlah mendapat titik temu. Bagaimanapun, orang tua dan anak didik yang paling merasakan akibat dari kebijakan Depdiknas tidak boleh hanya mendebat. Mereka harus bertindak. Belajar dengar lebih giat, belajar dengan lebih cerdas dan kreatif. Tujuan utama bukanlah untuk mensukseskan program pemerintah, tetapi terutama untuk merebut nilai tertinggi yang dapat dicapai sesuai potensi terbaik dalam diri. Selamat berjuang!

21.3.08

GURU GAYA BARU

GURU GAYA BARU
Oleh: Lamser Aritonang

Bagi sebagian orang profesi guru adalah pekerjaan yang sangat serius. Berangkat pagi-pagi dengan setumpuk buku dalam tas, berpakaian rapi tersetrika dengan pilihan warna netral. Sifatnya tegas, disiplin, berwibawa dan kadang-kadang jaim (jaga image). Tapi bagi saya profesi guru berbeda.

Penampilan dan pembawaan bukanlah hal yang terlalu penting. Modal menjadi guru cukup suka membaca, suka berbicara, dan suka menulis. Itu saja. Ketiganya berguna untuk bergaul. Ya, bergaul dengan murid, rekan guru, dan orangtua. Pokoknya, bagaimana supaya komunikasi nyambung. Karena itu guru perlu bersikap terbuka. Guru wajib banyak belajar dan mengembangkan keterampilan di bidang yang sangat penting ini. Tak perlu malu dan ragu, juga tak perlu cari-cari dalih.

Dengan membaca guru menambah pengetahuan. Pengetahuan tentang apa yang akan ditulis atau tentang kejadian terbaru. Misalnya, sekarang planet tidak 9 lagi, tetapi 8 saja. Dengan berbicara guru mengungkapkan apa yang ada dalam kepala. Isi kepala yang banyak tanpa dikeluarkan hanya membuat orang besar kepala. Akibatnya, bisa pusing atau sakit kepala. Cuma, pilihan kata dan cara menyampaikannya dengan melihat sikon. Lain bicara di depan kelas, lain dengan guru, lain pula dengan orangtua.

Begitu pula dengan menulis. Kata ahlinya,”Tulis yang kamu lakukan, dan lakukan yang kamu tulis.” Mungkin ini yang mendasari program Departemen Pendidikan Nasional RI supaya guru membuat portofolio. Ini pula yang dilakukan oleh perusahaan nasional dan multinasional untuk memperoleh ISO. Dengan mencatat atau menulis, pengetahuan tersimpan dan tahan lama.

Singkatnya, jadi guru sebenarnya hanya perlu kemampuan komunikasi. Komunikasi dengan stakeholder terpenting; murid, orangtua, dan sesama guru. Lebih baik lagi bila dapat menjalin komunikasi dengan pihak luar seperti Depdiknas dan masyarakat luas. Makin banyak membaca otak makin berisi. Makin banyak bicara, pengetahuan pengetahuan makin tersebar. Makin banyak menulis ilmu makin berkembang dan teruji. Makin berkomunikasi—secara lisan dan tulisan—makin pas jadi guru. Tidak sulit bukan?[ dimuat dalam www. pembelajar. com tanggal 2 Oktober 2007]

Paskah, Bangkitlah

Hari Raya Paskah tahun ini memberikan makna baru bagiku. Aku merasa dalam beberapa tahun ini belum ada perubahan yang berarti yang telah aku perubahan. Belum ada suatu prestasi signifikan yang telah kuraih baik dalam dunia kerja, karir maupun dalam hidup pribadi. Karena itu, sudah saatnya aku melangkah lebih pasti berdasarkan tujuan yang jelas. Apalagi bila melihat betapa bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun tanpa terasa. Sementara orang lain telah mencapai bulan, menemukan planet baru bahkan menciptakan manusia baru.
Tidak, aku harus bangkit, berdiri. Sekarang tidak cukup hanya berjalan. Aku harus berlari,berlari cepat mengejar ketinggalan.sungguh sayang bila banyak anugrah, talenta, fasilitas dan kesempatan yang membentang tidak kumanfaatkan. Aku harus memasang kuda-kuda yang kokoh sehingga dapat berlari dengan konstran tanpa takut terjatuh karena kurang keseimbangan atau kurang perbekalan.

16.3.08

Aku harus maju terus

tidak ada orang atau pihak yang bisa saya mintai pertanggungjawaban terhadap keberadaanku selama ini. Satu-satunya yang bertanggung jawab adalah diri saya sendiri. Makanya sayalah yang paling menentukan nasib di dunia ini.
Ini berarti saya harus bersikap proaktif, produktif, progresif dan profit dalam setiap kegiatan. Ada pertimbangan efektivitas dan efisiensi berpikir dan bekerja dan istirahat. Semua perlu cetak biru yang telah terdisain dengan rapi baik dalam pikiran dan juga tertulis di atas kertas.

Aku ada di blog

Sudah lama tersimpan keinginan untuk membuat blog sendiri. Tujuannya supaya dapat menjaga kinerja berpikir, menulis dan berkresi. Intinya sebagai sarana belajar dan aktualisasi diri yang lebih kuat. Trima kasih untuk kesempatan yang berharga menampilkan diri dan kretivitas di blog. Saya yakin akan makin berkembang lagi setiap kemampuan dan potensi yang lama tak tergali.