Setiap orang mempunyai zona nyaman sendiri. Zona nyaman yang dimaksud adalah tempat, kegiatan, pekerjaan, teman dsb. yang begitu dinikmati dan menyenangkan yang membuat dia terlena sehingga tidak mau berusaha. Baginya tidak ada lagi usaha untuk mencapai sesuatu yang lebih- lebih baik, kaya, cerdas, cantik.Ironisnya, tingkat pencapaiannya belumlah cukup baik bila dibandingka dengan orang atau pihak lain. Bahkan bila dibandingkan dengan potensi terbaiknya, prestasinya saat ini belumlah berarti apa-apa.
Dengan demikian, zona nyaman bisa membuat orang terlena. Pada dasarnya orang yang terjebak dalam zona nyaman tidak menginginkan perubahan. Perubahan menjadi sesuatu yang menakutkan. Dia menolak perubahan karena takut kehilangan kenikmatan yang selama ini secara otomatis ada dalam jangkauannya.
Zona nyaman tidak boleh berlama-lama ditinggali. Harus segera ada tindakan untuk beralih. Hal utama yang perlu dibenahi adalah cara berpikir-mindset. Masih banyak hal yang perlu dikejar dalam hidup ini. Untuk itu dibutuhkan aksi-aksi baru. Langkah pertama adalah segera beranjak dari tempat, bergegas menuju target terbaru yang lebih menantang. Yang lebih merangsang pemanfaatan segala potensi yang dimiliki. Mula-mula potensi yang paling terasa dan nyata akan spontan tereksplor. Kemudian, potensi yang tertutup akan menyusul untuk ditampilkan.
Saat ini, saya merasa profesi sebagi guru tidak cukup memberikan kepuasan. Semua orang tahu, kalau dari segi fisik material hidup sebagai guru tidak memberikan sesuatu yang menjanjikan. Karena itu, yang dikejar orang kebanyakan adalah segi idealisme untuk mengajar dan membangkitkan kemampuan otak anak didik. Juga terjalinnya hubungan sosial yang erat dengan anak didik dan orang tua. Tapi sayang, hal ini tidak cukup kuat menahan saya untuk mencari tanggung jawab yang lebih besar sekaligus kesempatan yang lebih besar untuk maju.
Pilihan profesi yang ada di benak saya adalah menjadi penulis, pelatih/pembicara, penjual dan pengusaha. Inventarisasi sementara menunjukkan saya lebih siap untuk menjadi penulis. Tetapi, sasaran jangka panjang saya adalah menjadi pengusaha. Tidak jauh-jauh, pengusaha di bidang yang berkaitan dengan dunia pendidikan, penerbitan dan pelatihan sumber daya manusia. Tetapi, saya juga membutuhkan keterampilan untuk menjual. Makanya, ketiganya-penulis, penjual, pengusaha- akan saya tekuni dengan titik fokus utama menjadi penulis.
Saya yakin bisa sukses di bidang ini dengan latihan tekun, belajar dari penulis-penulis besar serta mengembangkan kebiasaan efektif menjadi seorang penulis profesional. Guru-guru itu misalnya Jack Canfield, James C. Maxwell, Anthony Robbins, Robert K. Kiyosaki. Dari dalam negeri juga ada. Mereka adalah Andrias Harefa, Edy Zaqeus, Hernowo, Bambang Trim,Rhenald Kesali dan Adi W. Gunawan.
17.7.08
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar