Niat saya untuk merambah dunia bisnis baru sebenarnya sudahlah bulat. Akan tetapi, karena berbagai kondisi seperti sulitnya untuk fokus sehubungan dengan kurangnya modal dan lamanya proses mendapatkan penjualan, ditambah dengan waktu yang fleksibel sekaligus kosong, maka saya mengambil kesempatan untuk kerja sampingan sebagai guru. Walaupun saya mengajar di dalam kelas di Sekolah Advent Jatinegara, tapi kondisinya lebih longgar. Saya diminta untuk mengajar bahasa Inggris dalam format English Club. Fokus utamanya adalah untuk memberikan dorongan kepada para siswa untuk berbicara dalam bahasa Inggris.
Pada waktu wawancara, saya katakan kepada Kepala Sekolahnya bahwa saya akan menyediakan waktu 2 hari dalam seminggu. Setelah diatur dan dipertimbangkan, ternyata waktu tidak cukup hanya 2 hari. Perlu tambahan minimal satu hari lagi. Mengingat kelas yang akan saya tangani berjumlah 9 kelas, masing-masing 1 kelas dari kelas 1 sampai kelas 9 (3 SMP). Jadilah saya hadir pada hari Selasa, Rabu dan Jumat. Pelajaran English Club berlangsung dari pukul 11.00 sampai pukul 15.00 (khusus hari Selasa).
Mengajar kembali bermakna ganda bagi saya. Pertama, saya kembali memelihara kemampuan bahasa Inggris khususnya berhadapan dengan siswa. Sementara itu, saya dapat menyalurkan minat untuk memberikan pendidikan sekaligus memperhatikan dan mengasihi anak-anak tersebut. Kedua, saya mendapatkan imbalan yang cukup pantas. Ini bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan sekaligus tambahan untuk modal kerja di bidang properti.
Dengan demikian, saya tetap menjaga konsistensi untuk bekerja di 3 bidang utama yaitu pendidikan, multi media dan bisnis (properti). Pada saatnya nanti, saya akan beranjak dari posisi sebagai karyawan saja bergerak menjadi seorang employer, owner atau businesman. Inilah yang disebut oleh Robert T. Kiyosaki dengan pindah kuadran atau menginjakkan kaki di dua kuadran. Dengan bahasa lain mempunyai Prime Source Income dan Multi Source Income.
6.11.08
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar